Ayabola.com FC Barcelona adalah salah satu klub sepak bola paling terkenal dan sukses di dunia. Klub asal Catalonia ini, bersama dengan rival abadi mereka di El Clasico, Real Madrid, telah mendominasi sepak bola Spanyol sejak dimulainya La Liga pada awal abad ke-20.
Hingga kini, Barcelona telah mengoleksi 26 gelar La Liga dan mencatat rekor dengan 30 trofi Copa del Rey. Di tingkat Eropa, mereka juga menunjukkan dominasi dengan memenangkan Liga Champions sebanyak lima kali.
Treble Kontinental: Barca Ukir Sejarah
Barcelona menjadi klub pertama yang berhasil meraih treble kontinental—yakni menjuarai Liga Champions UEFA, La Liga, dan Copa del Rey—sebanyak dua kali, yaitu pada musim 2008–09 dan 2014–15. Prestasi luar biasa ini kemudian disamai oleh Bayern Munich, yang mengulang sukses treble 2012–13 dengan meraih tiga gelar utama lagi pada musim 2019–20.
Yang mengejutkan, rival berat mereka, Real Madrid, belum pernah sekalipun meraih treble kontinental, meskipun sangat dominan di Liga Champions. Klub-klub lain yang pernah memenangkan treble kontinental Eropa antara lain: Celtic (1966–67), Ajax (1971–72), PSV Eindhoven (1987–88), Manchester United (1998–99), dan Inter Milan (2009–10).
Musim 2008–09: Awal Era Pep Guardiola
Setelah musim yang mengecewakan dan hanya finis ketiga di La Liga, Barcelona memecat Frank Rijkaard dan menunjuk mantan kapten mereka, Pep Guardiola, sebagai pelatih kepala. Ini menjadi awal dari era kejayaan baru.
Perubahan signifikan juga terjadi di lapangan. Ikon klub Ronaldinho dijual ke AC Milan seharga sekitar 25 juta euro. Sementara itu, Gerard Piqué direkrut dari Manchester United (5 juta euro), dan Dani Alves diboyong dari Sevilla dengan nilai transfer mencapai 35 juta euro.
Di bawah asuhan Guardiola, Barca tampil dominan di La Liga. Mereka hanya kalah lima kali dan mencetak 105 gol—terbanyak di liga—serta hanya kebobolan 35 gol. Gaya bermain menyerang dan penguasaan bola yang diperkenalkan Guardiola menjadi ciri khas baru klub.
Di Copa del Rey, mereka melaju tanpa kekalahan di empat putaran dua leg, menyingkirkan Benidorm, Atlético Madrid, Espanyol, dan Mallorca. Di final yang berlangsung di Valencia, mereka mengalahkan Athletic Bilbao dengan skor telak 4–1.
Perjalanan di Liga Champions juga gemilang. Meski harus memulai dari babak kualifikasi ketiga melawan Wisla Krakow (menang agregat 4–1), mereka berhasil lolos dari fase grup yang cukup menantang bersama Sporting CP, Shakhtar Donetsk, dan Basel. Di fase gugur, mereka menyingkirkan Lyon dan Bayern Munich dengan mudah, sebelum menghadapi Chelsea di semifinal—pertandingan kontroversial yang masih dikenang hingga kini karena beberapa keputusan wasit yang dipertanyakan.
Di final Liga Champions yang berlangsung di Roma, Barcelona tampil dominan atas Manchester United. Gol dari Samuel Eto’o dan Lionel Messi memastikan kemenangan 2–0 dan mengantarkan Barca meraih treble bersejarah.
Musim 2014–15: Era MSN dan Kembalinya Kejayaan
Musim 2014–15 menandai musim pertama Luis Enrique sebagai pelatih kepala Barcelona. Ia kembali ke klub tempatnya pernah berjaya sebagai pemain untuk membangkitkan kembali performa tim yang sempat merosot.
Barcelona melakukan sejumlah perekrutan penting, termasuk mendatangkan Luis Suárez dari Liverpool dengan nilai 81 juta euro, serta kiper muda Jerman Marc-André ter Stegen dari Borussia Mönchengladbach.
Musim ini ditandai oleh lahirnya trio lini depan legendaris: Messi, Suárez, dan Neymar—yang dikenal sebagai “MSN”. Mereka menjadi mesin gol yang mengantarkan Barcelona menjuarai La Liga dengan selisih dua poin dari Real Madrid dalam perburuan gelar yang sangat ketat.
Kesuksesan Barca tak berhenti di liga domestik. Mereka juga kembali menjuarai Copa del Rey dan Liga Champions, sekaligus mencatatkan treble kontinental kedua mereka dalam sejarah klub.